TANJUNG REDEB - Musibah kebakaran di SMP N 1 Segah menyisakan duka mendalam. Harapan para siswa yang biasanya melakukan proses belajar mengajar di gedung itu pupus. Sekitar 575 siswa terdampak akibat kebakaran yang menghanguskan delapan ruang kelas.
Kondisi ini berdampak pada
proses belajar-mengajar, namun langkah cepat telah diambil oleh Dinas
Pendidikan, Bappelitbang, dan BPKAD untuk memastikan kegiatan belajar tetap
berjalan.
Saat meninjau ke lokasi bekas
kebakaran, Wakil Bupati Berau Gamalis meminta agar proses pembangunan ulang
sekolah ini bisa disegerakan. Agar para siswa tak lagi melakukan proses belajar
secara lesehan.
“Pertama, tentu kita turut
berduka atas terjadinya musibah kebakaran ini. Baik kepada masyarakat
terdampak, maupun khususnya kepada anak-anak kita yang sedang menimba ilmu di
SMPN 1 Segah,” ujar Gamalis saat kunjungan ke sekolah itu, Senin (13/10/2025).
Meski demikian, pembangunan
ulang gedung sekolah belum dapat dilaksanakan tahun ini. Karena waktu yang
tersisa di tahun anggaran 2025 tidak memungkinkan untuk memulai pembangunan
dalam perubahan APBD, sehingga rencana pembangunan akan dialihkan ke APBD murni
tahun 2026.
“Insyaallah perencanaannya
segera dimatangkan. Kalau lelang dini bisa dilakukan, maka proses pembangunan
bisa cepat berjalan. Targetnya, dalam enam bulan pembangunan bisa selesai,”
jelasnya.
Sambil menunggu pembangunan
baru, pihak sekolah mengambil inisiatif agar kegiatan belajar tetap berlangsung
dengan memanfaatkan empat ruang kosong yang masih tersisa. Setiap ruang
digunakan untuk dua kelas dengan sistem lesehan.
“Anak-anak belajar lesehan
karena kita belum punya fasilitas meja dan kursi. Kami berharap pihak
perusahaan bisa membantu, misalnya menyumbangkan meja lesehan atau karpet
belajar, agar anak-anak tetap nyaman mengikuti pelajaran,” ujar Gamalis.
Estimasi kebutuhan anggaran
untuk pembangunan kembali SMPN 1 Segah mencapai sekitar Rp7 miliar. Nilai itu
mencakup pembangunan ruang kelas baru (RKB), pagar sekolah, laboratorium, WC,
hingga perlengkapan mebel. (mel/nk/adv)