KUTAI KARTANEGARA - Pelestarian budaya tradisional menjadi tantangan besar bagi masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) di tengah derasnya pengaruh modernisasi. Nilai-nilai yang dulu hidup dalam keseharian kini perlahan memudar, tergantikan oleh kebiasaan baru yang lebih praktis dan instan.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Puji Utomo menilai, perubahan zaman membuat
pelestarian budaya harus dilakukan dengan cara yang lebih terbuka dan kreatif.
“Stiap kegiatan kebudayaan mesti dipandang bukan
sekadar hiburan, tetapi juga sebagai ruang pembelajaran sosial. “Setiap daerah
punya cara sendiri untuk menjaga budayanya. Yang penting semangatnya tetap
sama, bagaimana nilai-nilai lokal bisa terus hidup di tengah masyarakat,”
ujarnya, Senin (13/10/2025).
Menurut dia, Kutai Kartanegara memiliki modal kuat
dalam menjaga tradisi karena masih memiliki Kesultanan yang menjadi sumber
nilai dan identitas budaya. Keberadaan lembaga adat, museum, dan peninggalan
sejarah menjadi bukti bahwa akar tradisi belum sepenuhnya hilang.
“Kesultanan Kutai Kartanegara adalah bukti bahwa
kebudayaan kita masih terjaga. Museum, makam, dan adat istiadatnya masih
lestari hingga sekarang,” jelasnya.
Puji berharap, generasi muda dapat melihat budaya bukan
sebagai masa lalu, melainkan sebagai bagian dari masa depan. Para pelajar dan
komunitas seni mesti terus menciptakan ruang untuk berekspresi dengan tetap
berpijak pada nilai tradisi. “Kalau budaya hanya dikenang tanpa dijalankan,
lama-lama akan hilang. Harapan saya, anak muda Kukar bisa menjadi penjaga
sekaligus penerus warisan leluhur,” pungkasnya. (adv/nk/Disdikbud Kukar)

