Prabowo Bakal Dampingi Presiden Prancis ke Akmil dan Candi Borobudur Magelang

JAKARTA - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, disebut bakal mengunjungi Indonesia. Salah satu agendanya ke Akademi Militer (Akmil) dan Candi Borobudur di Magelang. Diketahui, kunjungan Macron diagendakan berlangsung pada Kamis (29/5) mendatang. Presiden 47 tahun tersebut rencananya bakal didampingi Presiden Prabowo Subianto.

Hal tersebut disampaikan Kapolresta Magelang, Kombes Herbin Garwawiyata Jaya Sianipar, kepada wartawan di Polresta Magelang, Rabu (21/5/2025). "Kunjungan Bapak Presiden ke Magelang itu direncanakan tanggal 29 Mei 2025. Itu dimulai pertama di Akademi Militer, kemudian dilanjutkan kunjungan ke (candi) Borobudur. Selesai dari Borobudur, langsung kembali ke Jakarta. Bersama-sama dengan Presiden Prancis ," kata Herbin.

Herbin mengatakan, kunjungan ke Akmil untuk mengunjungi kelas pelatihan Bahasa Prancis yang ada di Akmil. "Kalau di Borobudur, terutama mendampingi Pak Presiden Prancis untuk melihat keindahan (candi) Borobudur," kata dia.

Luar Negeri RI, Sugiono, menerima kedatangan Menlu Prancis Jean-Noel Barrot di Jakarta. Sugiono mengungkapkan Macron bakal berkunjung akhir Mei nanti.

"Pertemuan ini merupakan bagian dari persiapan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron ke Indonesia yang direncanakan diselenggarakan pada bulan Mei mendatang. Dan juga merupakan sebuah tonggak 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis," ujar Sugiono dalam keterangannya, Rabu (26/3).

Sugiono dan Barrot berdiskusi soal persiapan pelaksanaan kunjungan Macron sekaligus menyusun langkah-langkah yang sifatnya prioritas dalam rangka meningkatkan hubungan di antara kedua negara. Langkah-langkah itulah yang nanti akan menjadi hasil dari kunjungan Macron.

"Adapun fokus-fokus utama kerja sama yang kami sampaikan dan kami diskusikan adalah mengenai transisi energy. Kemudian ketahanan pangan, pertahanan, transformasi digital, dan hubungan budaya. Kami sama-sama menyepakati bahwa keluaran yang dihasilkan harus merupakan sesuatu yang sifatnya tangible, berdampak dan juga melibatkan semua pemangku kepentingan yang relevan, dan juga meningkatkan hubungan dan mempererat hubungan antara kedua negara," jelas dia. (detik/nk)